Catatan Ringan: 5 Petualangan Sebelum Lulus


Sumber
Seorang teman, sebut saja Mawar, menantang saya untuk menulis topik yang ringan. Padahal dua postingan saya terakhir itu postingan ringan, dalih saya. Apa saya harus buat tulisan tentang makanan dan minuman ringan? Tapi ternyata yang diminta Mawar teman saya ini seperti yang sering ia baca: 7 cara jadi cewek idaman, 1001 cara mengecilkan perut, 8 upaya lulus cepat, 5 sehat 4 sempurna, dan angka yang digandeng kalimat singkat lainnya. Sebabnya menurut Mawar  teman saya ini, isi blog saya cuma berkutat di seputar kegelisahan, kegalauan, dan kecacatan mental yang dapat melemahkan karakter bangsa, kalau tidak tentang catatan perjalanan yang isinya narsisme belaka. Here we go, I've spitted what you said. Sebenarnya saya agak tersinggung dengan penilaian seperti itu. Tadinya mau jawab, blog gua ya terserah gua, tapi gak jadi karena nanti gak ada habisnya. Satu hal yang pasti, blog saya memang mengutarakan perasaan dan pengalaman saya selama ini. Pun begitu dengan blog orang lain. Sesuai dengan kebutuhannya masing-masing. Ah denial doang bisanya. Bukan, ini mah rasionalisasi keleus. 

Jadi, saya berniat menggabungkan sebuah angka dengan kalimat pendek sebagai bukti komitmen saya terhadap permintaan Mawar teman saya: 101 Cara Mengurus Anjing Dalmatians. Kebanyakan angka? Okay, kita tendang angka terakhir. Masih kebanyakan? Bagi dua kali tiga bagi tiga aja ya, jadi cuma 5 doang. Gak suka anjing? Banyak maunya ya. Okay, kita ganti topik karena saya juga gak punya Dalmatians. Gimana kalau 5 Petualangan Sebelum Lulus Kuliah? Bisa jadi tulisan ini bisa dibuat materi sekuel Petualangan Sherina dan Sadam waktu kuliah di Bandung. Terus mereka bingung sebentar lagi lulus tapi hidup mereka cuma dipenuhi ratapan kenangan petualangan mereka di kebun bayam Lembang dan Boscha doang. Tenang, saya gak akan tulis yang berhubungan dengan: kita harus ikut kompetisi debat internasional, ayo kita demo masak rektorat, kuliah yang rajin dan blablabla~~ . Yang jelas kuliah itu harus lulus pada waktunya, selow aja.



1. Petualangan Cinta

Sumber

"Pacaran yang banyak. Mumpung masih kuliah. Geus kuliah mah hese neangna." ~~ Itulah petuah salah satu saudara saya. Tujuh tahun maksimal kuliah, berarti minimal harus ada tujuh mantan. Begitu lanjutnya. Sejujurnya petuah ini gak perlu digugu sepenuhnya karena saudara saya cuma punya pacar satu sampai ujung masa lajangnya. Tapi initinya, kampus adalah arena tempat beragam manusia dari beragam kebudayaan. Katanya cinta itu buta menyatukan dua insan yang berbeda. Gak heran jika teman kuliah saya (yang otaknya rada koclak) bilang kalau kampus itu adalah one of a gigantic gene pools ever existed. Saya kurang sreg dengan pemikiran teman saya itu karena mengecilkan kita sebagai mahasiswa (baca: manusia). Memanya kita manusia yang selalu mengedepankan kepentingan biologis, huh? Yaiylah, jawab Darwin. Daripada ngomongin Biologi, kita ngomongin Antropologi aja soalnya di awal aja udah ngomongin kebudayaan. Nah, kata Bapak Antropologi Indonesia, Koentjaraningrat, kebudayaan itu mewujud ke dalam tiga aspek: 1) gagasan/norma; 2) aktivitas manusia; 3) hasil karya manusia. 

Berkenaan dengan 1, dalam berpacaran, kita bisa berkontemplasi tentang hubungan antarmanusia dengan latar dan budaya yang berbeda. Kita juga bisa mengetahui pacaran ala kita itu sebenarnya cocok sama norma yang mana. Dan muncullah pertanyaan-pertanyaan hidup lainnya seperti: apa sebenarnya manfaat pacaran, apa itu cinta, kenapa pacaran sama orang Sunda jauh beda sama orang Jawa, dan kenapa standar pacaran itu pegangan tangan dan ngubah status di Facebook atau nyantumin nama pacar di media sosial. Ingat, cuma kamu yang bisa jawab pertanyaan itu semua. Malah kalau putus, kita bisa berkontemplasi tentang eksistensi cinta to a higher plane. Bisa jadi kamu Nietzsche atau Thomas Aquinas selanjutnya. Edan, kan? 

Nah kaitannya sama 2, pacaran itu kebudayaan yang berupa aktivitas manusia: malam mingguan, malam jumatan, ke kantin berduaan, ke kamar berduaan, pokoknya kegiatan-kegiatan yang bisa dilabeli relationship goals. Tapi jangan sampe kelewat batas dalam beraktivitas pacaran. Maksudnya, banyak yang statusnya pacar tapi kenyataanya eh malah budak yang dieksploitasi doang macam hubungan atasan-bawahan. Hapus neokolonialisme romantisme cinta, Merdeka!! Terus juga, kalau aktivitas pacaran, harus tetep main aman. Maksudnya, siapin paper spray atau selipin pisau lipat Swiss Army. Siapa tau pacar kamu ternyata psikopat. Serem juga. 

Kalau 3, pacaran itu hasil karya manusia. Hmmm. Saya tarik contoh lebih spesifik ya. Pacaran itu ultimate goal-nya adalah pernikahan. Gak heran kalau ada yang yang menikah duluan sebelum lulus kuliah. Karena di mata mereka, pernikahan itu adalah hasil karya mereka. Apalagi yang sudah beranak. Anak itu adalah buah hati karya mereka. <3 p="">


2. Petualangan Kuliner

Sumber
Jika adinda tak suka petualangan cinta, adinda bisa coba petualangan kuliner. Mumpung masih kuliah dan banyak waktu luang, maka harus banyak coba makanan khas di sekitar kampus. Juga, sesuai perkembangan zaman sebagai salah satu bentuk pembekalan materi diplomasi kuliner. Siapa tahu nanti ke luar negeri jadi duta cilok. Apalagi di tengah MEA ini. Keren kan? Misal, kuliah di Jatinangor tapi cuma akrab sama supermie sama nasi telor Hipotesa adalah kasta terendah mahasiswa perkulineran. Coba tahu Sumedang. Main ke Singaparna buat icip kupat tahu. Jauh sih, tapi ya, kan ada juga tukang kupat tahu deket kampus. Itu juga sama aja. Dulu saya pernah bikin bucket list sebelum lulus yang salah satunya harus makan di semua kantin fakultas kampus. Mulai dari kedokteran sampai peternakan. Yang terakhir, disaranin bawa masker.  



3. Petualangan Misteri

Sumber
Untuk mengasah kemampuan investigasi dan analisis metafisik, petualangan misteri ini harus dilakukan sebelum lulus. Karena kalau udah lulus, ngapain juga ngelakuin ini, ya ga? Lokasi bisa ambil yang dekat dengan kampus dulu baru kalau nyali sudah meningkat bisa keluar kampus. Ini serius ya. Dulu saya dan teman-teman punya grup komunitas hobi wisata misteri aka WISMIS. Malam Jumat kami pernah ke Arboretum, jembatan cincin, atau muterin FISIP (katanya FISIP itu salah satu fakultas angker). Terus pernah juga kami ke kuburan Pandu di Pasteur. Siapa tahu bisa jadi tren film baru mirip Blair Witch Project kan? Kalau Jelangkung mah terlalu serem. Omat ini mah, jangan dilakukan siang hari. Harus malam hari biar kerasa bulu kuduk merindingnya.


4. Petualangan Melancong

Sumber

Melancong! Itu yang jadi favorit saya waktu kuliah. Apalagi kalau udah dapet libur panjang. Anaïs Nin, salah satu penulis panutan saya, pernah bilang, 

"We travel, some of us forever, to seek other states, other lives, other souls." 

It is true. Saat melancong kita memang bisa melihat banyak hal di luar kerangka perspektif sehari-hari yang biasa membatasi kita. Selain itu, melancong sama teman-teman itu mengasyikan. Untuk ke tempat-tempat jauh atau agak sulit, hindari untuk bepergian sendirian. Sendirian pun menyenangkan sih sebenarnya, tapi keamanan adalah hal mutlak. Cari teman seperjalanan yang bisa diajak susah, kalau gak nanti kamu terpaksa tidur di pos polisi sendirian. Ini kisah nyata. Saat melancong sendiri, kita harus mempersiapkan segala sesuatu sampai yang terburuk. Saat dengan teman-teman, kita harus bisa saling menjaga. Kenangan itu yang masih basah dalam ingatan saya sampai sekarang. Jangan lupa bawa bacaan text book kuliah  yang disukai sebagai teman perjalanan. Telepon genggamnya disimpan untuk saat foto-foto aja  urgen.

Melancong ini juga gak perlu langsung jauh ke luar pulau atau luar negeri. Bisa jadi ke mal terdekat kampung halaman teman yang beda kota atau beda provinsi. Bahkan hal sederhana yang gak kita sadari sehari-hari bisa kita temui tak jauh asal dari luar zona nyaman. Misal, teman saya ada yang sengaja naik angkot dari Jatinangor ke pusat Kota Sumedang untuk mengetahui bahwa ongkosnya sepuluh ribu bolak-balik. Atau bisa juga ke kemping di gunung Manglayang atau gunung Geulis. Perjalanan membuat kita kenal diri sendiri dan orang lain. Menurut saya kebanyakan orang akan bergumul dengan pekerjaan dan rutinitasnya sehingga lebih sulit untuk mencuri waktu untuk melancong dibandingkan pada saat kuliah. Harusnya ini nomor satu ya.


5. Petualangan Mencari Uang
Sumber
First Thing First, it's not MLM thing. You should avoid this. Beberapa mungkin ada yang sukses dengan MLM ini tapi sejauh ini belum ada teman atau kenalan saya yang sukses sesuai dengan cerita yang mereka lontarkan ke orang-orang. Beberapa di antaranya bahkan drop out karena kuliahnya terbengkalai. Dengan hasil kerja yang nihil. Ini menyedihkan. Yang dimaksud mencari uang adalah dengan cara apapun yang penting halalan toyiban dan tidak menganggu banyak perkuliahan. Cari kerjaan sampingan yang menghasilkan cash on hand. Contohnya, jaga distro dibayar Rp. 50k/8 jam di akhir shift. Atau kerja di EO/WO dengan rate Rp. 200k/even. Lumayan kan (tapi masih jauh kalau dibanding sama negara maju upah pekerja sampingan udah sampe $20/jam, FYI). Tapi ingat, untuk lamar kerja sampingan ini, kita yang dibayar, bukan kita yang bayar. Ada beberapa agen atau teman yang mengusahakan kerja sampingan tapi harus bayar biaya administrasi. Yang beginian bisa jadi scam. 

Sebenarnya, kuliah sambil kerja ini juga salah satu upaya pre-emptive dalam menghadapi kerja. Karena dunia akademik dan kerja itu gapnya cukup jauh. Tahun 2014, jumlah lulusan sarjana di Jawa Barat yang terserap kerja sesuai bidangnya aja masih di bawah 40% dengan jumlah lulusan sarjana tiap tahun meningkat seiring dengan meningkatnya tingkat pengangguran. Peminatan untuk kuliah tiap tahunnya semakin meningkat tapi lapangan kerja semakin seret. Unpad setiap tahunnya aja menambah sekitar 5000 - 6000 mahasiswa mulai dari diploma hingga S3. Di Jawa Barat, jumlah sarjana yang mencari kerja tahun 2014 mencapai 185.566 ditambah lulusan diploma mencapai 142.849. Dibandingkan dengan tahun 2013 total pencari kerja lulusan sarjana dan diploma yang cuma sekitar 23.000 lulusan. Kaget kan? sama.

Lebih baik lagi, kalau coba-coba cari uang dengan bikin usaha atau bisnis sendiri. Seperti usaha kuliner, usaha percintaan, usaha wisata, asal jangan usaha bantu tugas kuliah apalagi skripsi orang lain. Nanti ditegur rektorat. Bisnis jadi usaha yang patut dicoba karena di Jawa Barat perekonomian dan tingkat daya serap tenaga kerja didominasi bidang perdagangan dengan jumlah hampir 5.000.000 tenaga kerja di tahun 2014. Dua tahun terakhir ini juga banyak digalakkan program wirausaha baru oleh pemerintah termasuk Jawa Barat yang menargetkan mencetak 100.000 wirausaha baru. Sekarang kendala modal bukan jadi masalah utama karena banyak bantuan modal dan kredit ringan. Data dari Badan Standardisasi Nasional, kendala utama dalam dunia wirausaha selama tiga tahun terakhir ini ada di kompetisi. Logis, di dunia bisnis kan harus terus bikin inovasi dan perubahan yang dinamis. Tapi kalau ada modal banyak, bisnis ini perlu digeluti sih. Apalagi kalau memang hasrat bisnisnya menggebu-gebu.

***

Itulah lima hal yang harus dilakukan sebelum lulus daripada menyesal kemudian. Semoga setelah lulus, teman-teman bisa punya bekal yang lebih mumpuni untuk babak hidup selanjutnya. Karena ini tulisan ringan, boleh dong saya tutup pakai pantun.


Jalan-jalan hari Sabtu
Ke Bandung naik Kereta
Seharian mikirin kamu
bikin mendung dan merana.


N.B. : Ternyata nulis ringan pake bahasa gaul dan banyak coretan kaya gini  agak melelahkan ya. 

Comments